Berlabuh di bumi Lancang Kuning

Hari ke tujuh bulan Juli 2018,
Hari itu kira-kira pukul 10 pagi saya sampai di Bandara Dumai, Pinang Kampai. Sinar matahari lumayan cerah dan penerbangan dari Jakarta berjalan lancar. Driver sudah menuggu di terminal kedatangan - lebih tepatnya pintu kedatangan - dan kami akhirnya bertemu karena sebelumnya sudah berkomunikasi lewat handphone. Tidak lama kemudian mobil kami meluncur ke desa Lubuk Gaung, tempat dimana lahan baru saya berada untuk mencari rejeki.


Bandara Pinang Kampai Dumai
Bandara Pinang Kampai, Dumai


DUMAI

Sudah setahun kami tinggal di kota ini. Kami pindah dari hiruk-pikuk Jakarta menuju salah satu kota madya di provinsi Riau ini. Tidak banyak yang bisa kami lakukan di kota kecil ini. Jangan berharap ada Sogo, Matahari, XXI, the body shop, victoria’s secret, atau Mall di Dumai, itu semua tidak ada. Silahkan cek toko sebelah kalau masih penasaran.

Sebetulnya kota ini sangat punya potensi untuk berkembang. Dumai punya pelabuhan, bandara, perusahaan minyak bumi dan perusahaan-perusahaan palm oil di sepanjang pantainya. Syukurlah jalan tol sedang di bangun, setidaknya akses ke luar Dumai lebih mudah. Jalan Tol ini di targetkan selesai akhir tahun 2019, semoga dengan KERJA KERJA KERJA target bisa tercapai. Amin

Salah satu hal - dari beberapa hal sebenarnya - yang memprihatinkan  di Dumai adalah jalan raya yang ada. Banyak yang tidak layak dilewati karena lobang di sana sini. Belum lagi kadang Rob menggenang diatas jalan raya. Sepanjang jalan menuju tempat tinggal kami misalnya, dari kota Dumai sampai ke Lubuk gaung tidak akan bisa kita hitung berapa lobang yang ada di sana. Berita buruknya, selama satu tahun saya di sini, sudah 5 kali truk terbalik disepanjang jalan ini, setidaknya itu yang saya tahu.

Jika kita dari luar kota, lewat darat, Dumai kota bisa diakses dari dua jalur, Simpang Bangko dan Bukit Timah. Simpang Bangko lebih dekat dari arah Pekanbaru, sedangkan Bukit Timah lebih dekat dari arah Medan. Tapi saran dari saya, Jika dari Medan, lebih baik melewati Simpang Bangko saja meskipun lebih jauh memutar, karena kondisi jalan yang buruk di Bukit Timah. Bulan Oktober tahun lalu mobil Fortuner saya mentok sampai 2 kali karena lobang yang sangat dalam yang tertutupi air, kondisi hujan dan malam hari.

Sampai saat ini saya dan keluarga selalu menghabiskan waktu santai kami dengan mengunjungi tempat-tempat makan, kopi dan belanja kepasar (yang terakhir ini tuntutan istri). Dumai punya pantai, tapi jangan berharap banyak, karena warna air laut yang keruh, mirip KOPI SUSU. Kabar baiknya, makanan laut disini enak. Saya suka udang dan ikan, menurut saya di sini lebih manis dan segar. Mungkin lain kali saya akan review beberapa tempat makan atau mungkin tempat-tempat lain yang berada di Dumai. 

Pantai Puak
Pantai KOPI SUSU. Pantai Puak, Dumai

TO BE CONTINUED...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berlabuh di bumi Lancang Kuning"

Post a Comment