Fase Proyek dan Definisinya

Project Phases - Fase Proyek
Dalam sebuah project biasanya terbagi dalam beberapa fase. Setiap fase memiliki tugas dan target yang berbeda-beda. Tahapan ini idealnya harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik dan efektif. Berikut dibawah adalah fase-fase yang ada dalam sebuah project beserta definisi singkat:

1. Feasibility Study
Mengidentifikasi sebuah peluang bisnis yang diharapkan berpotensi dari sisi finansial, teknologi, sosial, Legal, lingkugan dll. Dalam fase ini dilakukan analisis awal, penentuan scope, dan estimasi untuk menentukan apakah peluang tersebut layak atau tidak untuk diselidiki lebih lanjut.

2. Conceptual Study
Melakukan konseptual studi yang memadai untuk menentukan pemilihan atau pendekatan project seperti teknologi review, cost estimation, project control, schedule, HSE dan sejumlah engineering design document.

3. FEED (Front End Engineering Design)
FEED merupakan fase basic engineering yang fokusnya adalah technical requirement dan investment cost project. Hasil dari FEED ini biasanya digunakan oleh contractor untuk bidding dan menjadi dasar design pada fase Detail Engineering Design. FEED yang baik harus mampu merefleksikan client requirement dengan akurasi yang baik. Artinya tidak terlalu banyak terjadi perubahan saat phase detail engineering dan konstruksi.

4. DED (Detail Engineering Design)
Setelah FEED selesai, selanjutnya akan masuk ke fase DED. Pada fase ini dilakukan design dari semua disiplin untuk supporting: design Procurement, Construction, commissioning dan start up. Singkatnya semua dokumen yang dibuat adalah IFC (Issue for Construction).

5. Procurement
Dengan berbekal dokumen dan design IFC selanjutnya dibuat dukumen untuk pembelian seperti: Request for Quotes or Bid untuk material, pekerja, equipment dan Purchase Order (PO) dokumen. Spesifikasi dan data sheet material yang akan dibeli harus diperhatikan dan dipastikan sudah approved sebelum melakukan PO.

6. Construction
Pada fase inilah dimulai pekerjaan konstruksi baik dari Civil, Mechanical, Piping, Electrical, Instrumentation, Automation dll. Yang melakukan pekerjaan adalah kontraktor pemenang project dan selama melakukan pekerjaan konstruksi, kontraktor diawasi oleh Client ataupun Consultant. Ada beberapa factor yang menjadi hal penting pada fase ini: Safety, Quality and Schedule. Regular meeting dan inspeksi selalu diadakan untuk menjaga project tersebut “on track”.

Saudi Aramco's Wasit Gas. Foto diambil dari www.oilandgasmiddleeast.com

7. Commissioning & Start Up
Sebelum memulai commissioning, project team harus melewati fase Mechanical Completion (M/C) ini merupakan akhir dari fase konstruksi dimana semua dipastikan terpasang dan di test sesuai dengan standar dan project spesifikasi termasuk melakukan pre-commissioning.

Aktifitas commissioning dilakukan untuk melihat apakah semua system yang terpasang sudah sesuai dengan design performance dan mendapatkan product yang sesuai dengan spesifikasi atau Owner's Requirement.

8. Handover & Closeout
Setelah melalui semua proses dan fase project yang panjang, team project akan menyerahkan tongkat estafetnya kepada team Operation dan Maintenance untuk menjalankan dan melakukan perawatan/ pemeliharaan plant. 


Referensi:
- Project Management Institute PMI
- Construction Institute CII





Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Fase Proyek dan Definisinya"